Indeks saham melonjak, harga emas anjlok, investor tinggalkan aset safe haven
New York — Pada 28 Mei 2025, U.S. Court of International Trade mengeluarkan putusan penting yang membatalkan kebijakan tarif impor dari mantan Presiden Donald Trump, yang dikenal sebagai "Liberation Day Tariffs". Pengadilan menyatakan bahwa Trump telah melampaui kewenangan hukum yang diberikan oleh International Emergency Economic Powers Act (IEEPA) dan bahwa kebijakan tersebut tidak sah serta tidak sesuai dengan ancaman ekonomi yang sebenarnya.
Putusan: Trump salah gunakan kewenangan darurat
Tarif ini mulai berlaku pada 2 April 2025 dan mengenakan bea masuk sebesar 10% terhadap barang-barang umum, serta tarif tambahan terhadap produk dari negara-negara dengan surplus perdagangan terhadap AS seperti China, Meksiko, Kanada, dan Vietnam. Trump menyebut kebijakan ini sebagai langkah untuk menjaga "keamanan ekonomi nasional" dan mengendalikan imigrasi ilegal.
Namun, pengadilan memutuskan bahwa penggunaan IEEPA hanya sah jika ada “ancaman luar biasa dan serius”, yang tidak mencakup isu defisit perdagangan atau ketergantungan terhadap rantai pasokan luar negeri. Dalam putusan disebutkan bahwa “defisit perdagangan bukanlah perang, dan impor bukanlah senjata.”
Dampak langsung ke pasar keuangan: Saham naik, emas turun
Saham melonjak setelah kepastian kebijakan perdagangan
Pasar saham AS langsung bereaksi positif terhadap keputusan pengadilan, khususnya di sektor teknologi dan industri yang sangat bergantung pada impor bahan baku:
- Nasdaq-100 Futures naik 1,4%
- S&P 500 Futures naik 1,1%
Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor terhadap penurunan biaya rantai pasok dan berkurangnya ketidakpastian kebijakan.
Harga emas turun karena pengalihan dari safe haven
Harga emas menurun signifikan, karena investor mulai keluar dari aset safe haven. Spot gold turun 0,7% menjadi $3.268 per ounce, sementara futures gold COMEX turun 0,1% menjadi $3.265 per ounce.
Dolar AS menguat
Nilai tukar dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya, didorong oleh ekspektasi bahwa perekonomian akan tumbuh lebih stabil setelah berkurangnya tensi perdagangan global.
Dampak lebih luas terhadap ekonomi dan perdagangan
Keputusan pengadilan ini membawa implikasi langsung terhadap beberapa sektor:
- Industri manufaktur dan teknologi di AS akan menikmati biaya impor yang lebih rendah
- Konsumen AS mungkin mendapat harga barang impor yang lebih murah, terutama barang elektronik
- Negara mitra dagang seperti China, Vietnam, Thailand, dan Meksiko mendapatkan sinyal positif untuk ekspor ke pasar AS
Peringatan analis: Pertarungan hukum belum berakhir
Meski ini merupakan kekalahan besar bagi kebijakan tarif Trump, tim hukumnya telah mengajukan banding. Banyak pihak memperkirakan bahwa kasus ini dapat berlanjut hingga Mahkamah Agung AS sebelum akhir 2025.
Dengan mendekatnya pemilu Presiden AS tahun 2026, isu kebijakan perdagangan diperkirakan akan tetap menjadi sorotan utama dalam politik dan pasar.
Pandangan analis: Titik balik dalam kebijakan perdagangan AS
Para analis hukum dan perdagangan internasional melihat putusan ini sebagai batas tegas terhadap kewenangan eksekutif dan penegasan kembali peran Kongres dalam menetapkan kebijakan tarif dan perdagangan.
“Ini adalah pengingat bahwa seorang Presiden tidak bisa sepihak mengubah aturan perdagangan dunia tanpa pengawasan hukum.”
— Analis hukum perdagangan internasional, Washington D.C.
Referensi
- AP News: Federal court blocks Trump from imposing sweeping tariffs
- Reuters: Gold drops after US court blocks Trump tariffs
- MarketWatch: Nasdaq, S&P futures jump after trade court ruling
