trustfinance-logo
TrustFinance

10 Saham Asia Teratas yang Patut Diperhatikan di 2025: Di mana menemukan ‘permata’ di tengah volatilitas pasar?

User profile image

TrustFinance

Thg 09 25, 2025

86

|

8 min read


Blog image

Pasar saham Asia pada tahun 2025 menghadapi berbagai tantangan. Ketegangan geopolitik, kebijakan tarif dari Amerika Serikat yang menekan eksportir seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Taiwan, hingga keputusan Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan Asia berkembang menjadi hanya 4,7%. Sekilas, prospeknya tampak penuh ketidakpastian. Namun para analis sepakat bahwa tahun ini bukanlah tahun untuk investasi berbasis indeks, melainkan sebuah “stock-picker’s market” — tahun emas bagi investor yang mampu memilih saham secara selektif.

Bagi mereka yang dapat mengidentifikasi perusahaan dengan fundamental kuat dan selaras dengan megatren global, peluang untuk meraih imbal hasil di atas rata-rata pasar masih terbuka lebar. Artikel ini akan membahas empat megatren utama yang membentuk lanskap investasi Asia tahun 2025 serta menyoroti 10 saham ber-momentum tinggi yang layak dipantau.

 

Megatren yang Membentuk Lanskap Investasi Asia 2025

Ketika membicarakan investasi di tahun 2025, pertanyaan utamanya bukanlah negara mana yang akan unggul, melainkan perusahaan mana yang mampu menunggangi gelombang transformasi besar ini. Banyak laporan pasar menekankan bahwa megatren global akan tetap menjadi kekuatan utama yang membentuk pasar saham Asia tahun ini.

Kecerdasan Buatan (AI) dan Infrastruktur Digital
AI terus menjadi megatren paling kuat, mendorong pertumbuhan sektor teknologi di Asia. Fokusnya tidak hanya pada aplikasi yang langsung digunakan oleh konsumen, tetapi juga pada infrastruktur di belakangnya — mulai dari chip AI khusus hingga pusat data skala besar. Faktor-faktor ini menciptakan permintaan berkelanjutan untuk industri perangkat keras dan semikonduktor, khususnya di Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang.

Transisi Hijau dan Kendaraan Listrik (EV)
Meskipun tekanan ekonomi global masih ada, peralihan menuju energi berkelanjutan tetap menjadi tema utama. Pasar EV di Tiongkok terus berkembang, sementara negara-negara ASEAN seperti Thailand dan Indonesia semakin muncul sebagai pusat strategis untuk produksi EV dan baterai, menarik arus investasi asing langsung (FDI) dalam jumlah besar. Transisi hijau ini juga meluas ke sektor pelayaran, dengan meningkatnya permintaan kapal berbahan bakar ganda yang sesuai dengan standar keberlanjutan global.

Konsumsi Domestik yang Tangguh
Di tengah tantangan eksternal, konsumsi domestik telah menjadi penopang penting bagi sejumlah ekonomi Asia. India dipandang cukup aman karena bergantung pada permintaan dalam negeri. Jepang kini memasuki fase kenaikan upah yang mendorong belanja konsumen. Sementara itu, di Tiongkok, layanan yang terkait dengan konsumsi — mulai dari pariwisata hingga platform pengantaran makanan — tetap menunjukkan ketahanan meskipun ada perlambatan ekonomi yang lebih luas.

Restrukturisasi Rantai Pasok Global
Ketegangan geopolitik mendorong banyak perusahaan multinasional untuk mendiversifikasi produksi mereka keluar dari Tiongkok. Pergeseran ini menjadikan ASEAN dan India sebagai penerima manfaat utama, sebuah fenomena yang sering disebut “arbitrase tarif.” Seiring rantai pasok global terus direstrukturisasi, kedua kawasan ini semakin dipandang sebagai basis produksi alternatif yang menarik.

image.png

Dari Megatren ke Perusahaan: Gambaran 10 Saham Asia yang Perlu Diperhatikan di 2025

Melalui lensa megatren tersebut, fokus utama bukan sekadar berinvestasi di negara atau industri tertentu, melainkan mengidentifikasi perusahaan yang model bisnisnya selaras dengan perubahan struktural global. Ini bisa berupa perusahaan teknologi yang memimpin di bidang AI, produsen EV yang memperluas pasar, perusahaan jasa yang bergantung pada konsumsi domestik, atau entitas yang diuntungkan dari diversifikasi rantai pasok.

Dari sudut pandang analitis, tahun 2025 tampaknya kurang relevan untuk strategi investasi berbasis indeks luas, dan lebih tepat dipandang sebagai tahun di mana investor perlu mengamati bagaimana tiap perusahaan memposisikan diri terhadap kekuatan global tersebut. Setiap perusahaan memiliki kemampuan berbeda dalam memanfaatkan megatren, dan hal ini membuat pengamatan selektif menjadi semakin penting.

Dengan pemikiran tersebut, berikut adalah 10 perusahaan Asia yang mencerminkan dinamika transformasi dan menunjukkan ketahanan struktural bisnis. Daftar ini bukanlah rekomendasi investasi, melainkan contoh kasus tentang bagaimana sejumlah perusahaan dapat menonjol dalam lanskap pasar yang dipengaruhi oleh AI, EV, perubahan konsumsi, dan restrukturisasi rantai pasok.

 

1. Tencent Holdings (00700:HKG) – Raksasa Digital Tiongkok

image.png

Tencent menguasai ekosistem dengan lebih dari 1,3 miliar pengguna melalui WeChat. Perusahaan ini semakin mengintegrasikan AI ke dalam iklan, game, dan layanan cloud, menciptakan aliran pendapatan baru. Basis pengguna yang sangat besar memberi Tencent keunggulan kompetitif dalam jangka panjang.

2. Hesai Group (HSAI:NASDAQ) – “Cangkul dan Sekop” Era Kendaraan Otonom

image.png

Hesai adalah pemimpin global dalam teknologi LiDAR, sensor penting bagi kendaraan tanpa pengemudi, dengan pangsa pasar 61% untuk Level 4. Pada 2024, perusahaan ini berhasil mencatat profitabilitas berkelanjutan (Non-GAAP), memperkuat posisinya sebagai pemasok infrastruktur kunci di industri otomotif masa depan.

3. XPeng Inc. (XPEV:NYSE) – Inovator EV Pintar

image.png

XPeng merupakan salah satu pemain utama EV pintar di Tiongkok, menonjol dengan teknologi otonom dan konektivitas berbasis AI. Meski masih merugi, kerugian diperkirakan turun signifikan pada 2025 dengan titik balik menuju profit. Ekspansi ke pasar luar negeri serta dukungan kebijakan pemerintah Tiongkok menjadi katalis penting.

4. Fanuc Corp. (6954:TYO) – Tulang Punggung Otomatisasi Pabrik

image.png

Fanuc adalah produsen robot industri terbesar di dunia, dengan pangsa pasar CNC sebesar 50%. Perusahaan ini menjadi pemasok utama pabrik yang memproduksi perangkat keras AI dan EV secara global. Keunggulan teknologi dan dominasi pasar menjadikan Fanuc sebagai saham pertumbuhan struktural yang stabil.

5. Yangzijiang Shipbuilding (BS6:SGX) – Membangun Kapal Ramah Lingkungan

image.png

Perusahaan galangan kapal Tiongkok yang terdaftar di Singapura ini memiliki buku pesanan senilai USD 23 miliar, memberikan visibilitas pendapatan hingga tahun 2030. Sebanyak 75% dari pesanan tersebut adalah kapal berbahan bakar ramah lingkungan atau ganda, sejalan dengan tren keberlanjutan global.

6. Sumitomo Mitsui Financial Group (8316:TYO) – Bank Jepang di Jalur Kebangkitan

image.png

SMFG, salah satu bank terbesar di Jepang, mendapat keuntungan dari reformasi struktural, kenaikan upah, dan keluarnya Jepang dari deflasi panjang. Dengan suku bunga yang mulai normal, bank-bank Jepang berpotensi memperlebar margin bunga bersih mereka, membuat SMFG semakin menarik.

7. Yum China Holdings (YUMC:NYSE) – Jawara Konsumsi Domestik

image.png

Sebagai operator KFC dan Pizza Hut di Tiongkok, Yum China sangat bergantung pada konsumsi domestik sehingga relatif terlindung dari perang dagang global. Perusahaan juga mengumumkan rencana pengembalian modal sebesar USD 3 miliar kepada pemegang saham pada 2025–2026, menegaskan kekuatan keuangannya.

8. Food Moments PCL (FM:SET) – Saham Pertanian Defensif Thailand

image.png

Food Moments menonjol dengan rasio P/E hanya 5,4 kali dan imbal hasil dividen tinggi sebesar 8,93%. Neraca keuangannya kokoh, dengan kas yang lebih besar daripada total utang, menjadikannya pilihan defensif ideal bagi investor berorientasi pendapatan.

9. JBM Healthcare Ltd. (2161:HKG) – Pertumbuhan Sehat, Dividen Menarik

image.png

JBM adalah perusahaan produk kesehatan terkemuka di Hong Kong dengan laba bersih yang meningkat pesat pada 2024. Dengan imbal hasil dividen 7,5–7,8%, saham ini menarik di tengah tren jangka panjang meningkatnya permintaan layanan kesehatan.

10. CNMC Goldmine Holdings (5TP:SGX) – Penunggang Gelombang Emas

image.png

Sebagai produsen emas asal Malaysia, CNMC diuntungkan langsung dari lonjakan harga emas akibat ketidakpastian geopolitik. Laba bersih pada paruh pertama 2025 melonjak 251% dibanding tahun sebelumnya, menjadikannya salah satu saham momentum terbaik yang terkait aset safe haven.

 

Prospek Investasi 2025

Pasar Asia tahun 2025 bukan tentang “membeli seluruh indeks,” melainkan memilih perusahaan yang sejalan dengan megatren struktural. AI dan EV tetap menjadi pengubah permainan, sementara saham dividen tinggi berfungsi sebagai penyeimbang di masa volatilitas. ASEAN dan India muncul sebagai pemain utama berkat konsumsi domestik yang kuat dan diversifikasi rantai pasok global.

Strategi terbaik adalah membangun portofolio seimbang yang menggabungkan pemimpin pertumbuhan, saham siklikal, dan saham bernilai dengan dividen tinggi. Dengan cara ini, investor dapat mengelola risiko sekaligus meraih peluang nyata di pasar Asia.

Disclaimer: Artikel ini ditujukan untuk tujuan edukasi dan informasi semata, bukan merupakan rekomendasi investasi. Investor disarankan melakukan riset sendiri dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.

 

 

 

Ditulis oleh

User profile image

TrustFinance

TrustFinance helps financial companies build credibility and traders make safer choices through verified profiles, authentic reviews, and research-driven insights.


Apakah artikel ini membantu Anda?

0

0


Artikel Terkait

TrustFinance menggunakan cookie untuk analisis guna meningkatkan pengalaman Anda. Lihat selengkapnya diKebijakan Cookie